Selasa, 30 April 2013

METODE PEMBELAJARAN



MAKALAH
METODE PEMBELAJARAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Pengertian Metode Pembelajaran
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.

B.  Rumusan Masalah
1.    Seberapa pentingkah pemilihan metode pada pelaksanaan pembelajaran?
2.    Apa saja faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih metode pembelajaran?
3.    Apa yang dimaksud dengan metode pemberian tugas atau resitasi? Apa saja kelebihan dan kelemahannya?
4.    Apa yang dimaksud dengan metode karyawisata? Apa saja kelebihan dan kelemahannya?
5.    Apa yang dimaksud dengan metode tanya-jawab? Apa saja kelebihan dan kelemahannya?
6.    Apa saja contoh dari jenis pertanyaan menurut maksudnya?
7.    Apa saja contoh dari jenis pertanyaan menurut Taksonomi Bloom?

C.    Tujuan
1.    Mengetahui pentingnya pemilihan metode pada pelaksanaan pembelajaran.
2.    Mengetahui faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih metode pembelajaran.
3.    Mengetahui apa yang dimaksud dengan metode pemberian tugas atau resitasi serta kelebihan dan kelemahannya.
4.    Menjelaskan metode karyawisata serta kelebihan dan kelemahannya.
5.    Menjelaskan metode tanya-jawab serta kelebihan dan kelemahannya.
6.    Mengetahui contoh dari jenis pertanyaan menurut maksudnya.
7.    Mengetahui contoh dari jenis pertanyaan menurut Taksonomi Bloom.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pentingnya Pemilihan Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran memiliki arti penting dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan pembelajaran. Berikut ini adalah alasan pentingnya pemilihan metode pembelajaran bagi pelaksanaan pembelajaran di kelas, yakni:
1.    Metode sebagai strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008: 42) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
Perbedaan daya serap peserta didik terhadap pelajaran, memerlukan staregi pembelajaran yang tepat. Dalam satu kelas kemampuan peserta didik untuk menyerap pelajaran berbeda-beda, demikian pula gaya belajarnya. Sebagian peserta didik mungkin condong pada kemampuan menangkap pelajaran berdasarkan audiotori, visual, maupun audio-visual. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan mampu mengatasi perbedaan daya serap tersebut.
2.    Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan
Robert F. Mager (1962) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Metode pembelajaran merupakan alat yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan menjadikan kegiatan belajar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Pemilihan suatu metode pembelajaran secara individu, maupun kombinasi antara beberapa metode pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi-kondisi yang mempengaruhi pembelajaran. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dapat diukur dari perubahan perilaku peserta didik setelah proses pembelajaran usai meliputi pengetahuan peserta didik, sikap dan cara pandang peserta didik terhadap realitas disekitarnya.


3.    Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik
Penggunaan metode yang tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan pembelajaran. Pemilihan metode belajar yang inovatif dan memberikan ruang yang luas bagi aktualisasi diri siswa akan memunculkan ‘kegembiraan belajar’. Kegembiraan belajar merupakan atmosfer yang perlu diciptakan oleh guru melalui penggunaan metode pembelajaran yang menantang, interaktif, menarik minat, serta mampu memenangkan perhatian siswa. Sehingga siswa dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan porsi dan peranan yang beragam.
Penggunaan metode belajar yang tepat, akan mampu meminimalisir adanya alasan siswa tidak memiliki kesempatan berpartisipasi, alokasi waktu yang kurang, terlalu banyaknya jumlah peserta didik dalam satu kelas, dan berbagai alasan yang menyebabkan siswa merasa bosan dan enggan secara intens melibatkan diri dalam pembelajaran siswa aktif.

B.     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Pembelajaran.
Melaksanakan suatu pembelajaran harus diawali dengan kegiatan perencanaan pembelajaran. Perencanaan memiliki fungsi penting agar pembelajaran menjadi lebih terarah. Dalam membuat perencanaan pembelajaran, banyak aspek yang harus dipertimbangkan oleh guru. Oleh karenanya agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan dapat meraih tujuan yang diharapkan, maka dalam menyusun learning design perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran, antara lain:
1.    Faktor peserta didik
a.    Perbedaan jenjang pendidikan
Pemilihan suatu metode pembelajaran, harus menyesuaikan tingkatan jenjang pendidikan siswa. Pertimbangan yang menekankan pada perbedaan jenjang pendidikan ini adalah pada kemampuan peserta didik, apakah sudah mampu untuk berpikir abstrak atau belum. Penerapan suatu metode yang sederhana dan yang kompleks tentu sangat berbeda, dan keduanya berkaitan dengan tingkatan kemampuan berpikir dan berperilaku peserta didik pada setiap jenjangnya. Semakin tinggi tingkatan berpikirnya, maka pemilihan metode pembelajaran yang diterapkan dapat semakin kompleks. Ini berkaitan dengan pemahaman siswa, pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya, serta kebutuhan akan aktualisasi diri yang bersifat lebih kompleks. Kebutuhan akan aktualisasi diri yang lebih kompleks menunjuk pada motif peserta didik dalam tingkatan partisipasi pembelajaran yang dilakukan.
b.    Latar belakang peserta didik
Latar belakang peserta didik dapat ditelusur dari keluarga, pola didik, pola asuh, kondisi-kondisi tertentu (ekonomi, sosial, budaya, anak berkebutuhan khusus, dan lain sebagainya). Prakarsa belajar seseorang sangat dipengaruhi oleh individual culture yang besangkutan. Individual culture terbentuk dari pola asuh dan pola didik seseorang dalam lingkungan keluarganya yang dipengaruhi oleh berbagai faktor perkembangan individu. Meskipun tidak signifikan, atau pengaruhnya kecil sebagai pertimbangan dalam pemilihan metode pembelajaran, namun untuk kondisi-kondisi khusus, latar belakang peserta didik perlu mendapat perhatian yang besar. Contoh, pemilihan metode pembelajaran bagi anak-anak sekolah luar biasa harus memberikan perlakuan khusus, sehingga metode pembelajaran yang digunakan akan mampu mencapai tujuan yang diharapkan.
c.    Tingkat intelektualitas
Tingkat intelektualitas, mencakup : gaya belajar yakni, melalui apa siswa mampu menangkap dan memahami pembelajaran. Kategorinya antara lain gaya belajar audiotori, visual, atau audio – visual. Daya serap, adalah seberapa cepat dan seberapa besar kemampuan siswa dalam menyerap informasi, dan proses pembelajaran secara keseluruhan. Apakah siswa termasuk cepat, lambat, atau tengah – tengah, dalam menyerap pembelajaran. Dalam satu kelas tidak menutup kemungkinan terdapat rentang yang terlalu lebar terkait gaya belajar dan daya serap peserta didik. Rentang yang terlalu lebar tersebut akan menimbulkan suatu ‘gap’ dalam pelaksanaan pembelajaran. Sebagian siswa mungkin terlalu cepat menangkap informasi namun sebagian yang lain justru sulit dan lamban dalam menangkap informasi. Oleh karenanya, pemilihan metode belajar yang mampu mengatasi ‘gap’ dan menyatukan perbedaan dengan bentangan yang luas menjadi suatu keharusan bagi guru.

2.    Faktor dinamika kelas
a.    Jumlah peserta didik.
Meskipun pemerintah telah mengeluarkan aturan baku mengenai standar jumlah peserta didik dalam satu kelas, namun kenyataannya aturan tersebut masih belum dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Kekurangan jumlah peserta didik dalam satu kelas disebabkan karena minat dan berbagai alasan lain, sehingga terjadi kekurangan siswa. Lain halnya dengan kelas yang jumlah siswanya justru over capasity. Hal ini berpengaruh pada efektifitas pembelajaran. Kelas yang over capasity, cenderung sulit diatur, gaduh, peserta didik sulit untuk memfokuskan perhatian secara konsisten terhadap pelaksanaan pembelajaran dan berbagai masalah lainnya.
Pemilihan metode yang tepat akan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang memberdayakan. Artinya, dengan penggunaan metode tersebut setiap peserta didik tidak luput dari perolehan peran dan porsi keterlibatan dalam pembelajaran. Sebagai contoh, dalam kelas besar, berisi 43 siswa, tidak terdapat rombel sehingga tidak ada team teaching. Kondisi ini mengharuskan guru benar-benar dalam posisi sebagai ‘single fighter’ menghadapi sekian banyak siswa yang berpotensi menimbulkan kegaduhan.
b.    Karakter kelas
Pemilihan metode pembelajaran harus memperhatikan karakter kelas. Karakter kelas menyangkut sifat dan sikap peserta didik dalam tataran umum untuk ruang lingkup kelas. Guru harus memiliki ketajaman pandangan dan mampu menilai karakter yang dimiliki oleh kelas-kelas yang diampunya. Salah satu keterampilan wajib seorang guru adalah dalam hal penguasaan kelas. Penguasaan kelas bukan diartikan guru dominan dan diktatoris, tapi guru sangat mengenali dan memahami secara mendalam karakter kelas yang diampunya. Cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui karakter kelas adalah dari sikap yang paling dominan yang dimiliki kelas tersebut, yang dapat membedakan kelas tersebut dengan kelas lainnya.
1)   Seberapa kooperatifkah warga belajar
Kelas yang kooperatif adalah kelas yang mampu dan bisa ‘diajak’ bekerjasama. Hal ini tampak dari sebagian besar peserta didik mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh, sehingga suasana kelas cenderung kondusif, pembelajaran dapat berjalan dengan sangat baik. Namun jika keadaan sebaliknya, seperti kegaduhan yang melebihi batas, peserta didik malas dan enggan menunjukkan partisipasi yang diharapakan dalam proses pembelajaran. Menciptakan kelas yang kooperatif menjadi bagian penting dari tugas guru. Tujuan pembelajaran dicapai tidak hanya oleh dan untuk peserta didik saja, tetapi dicapai secara bersama-sama antara guru dan peserta didik.

2)   Adakah kelompok dominan dalam kelas tersebut
Guru harus memiliki kejelian dalam memetakan kondisi siswanya secara individu, maupun secara berkelompok. Mengidentifikasi keberadaan kelompok dominan dalam kelas akan memudahkan guru memegang kendali kelas. Kelompok dominan di kelas biasanya mampu mengontrol situasi kelas sesuai yang mereka inginkan. Jika yang berkembang adalah kelompok dominan dengan kebiasaan negatif, maka situasi kelas akan tidak kondusif untuk pelaksanaan pembelajaran. Menghadapi situasi demikian, guru perlu memiliki kemampuan interpersonal dan ketepatan dalam pemilihan metode pembelajaran yang tepat.
3)   Bagaimana performa dan tingkat partisipasinya
Menelusur karakter kelas, juga dapat dilakukan dengan mengamati performa dan tingkat partisipasi peserta didik baik secara individu maupun berkelompok, dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Guru biasanya akan mudah menilai bagaimana performa dan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Penilaian tersebut kemudian akan memunculkan pandangan apakah kelas tersebut termasuk kelas aktif atau kelas pasif. Pemilihan metode pembelajaran untuk kelas aktif tidak akan menyulitkan guru dalam menentukan metode mana yang akan digunakan. Berbeda dengan kelas pasif, guru harus memilih metode mana yang cocok agar dengan metode tersebut mampu mendorong tingkat partisipasi peserta didik dan memunculkan performa mereka.

3.    Faktor ketersediaan fasilitas pembelajaran.
Fasilitas pembelajaran berfungsi untuk memudahkan proses pembelajaran dan pemenuhan kebutuhan proses pembelajaran. Manakala sekolah mengalami keterbatasan dalam penyediaan fasilitas pembelajaran, pemilihan metode pembelajaran merupakan jalan keluar yang paling relevan agar pembelajaran tetap menarik, menyenangkan, dan dapat memberikan goal yang ingin dicapai.
Sebagai contoh, dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), peserta didik harus mencari informasi mengenai pandangan masyarakat terhadap aktor-aktor politik di Indonesia. Bagi sekolah yang memiliki fasilitas internet, ada cara yang lebih ‘menghidupkan’ suasana pembelajaran. Guru dapat menggunakan metode pembelajaran wawancara. Siswa diminta mewawancarai warga sekolah untuk menjaring informasi mengenai pendapat mereka terhadap aktor-aktor politik di Indonesia. Sehingga terjadi pola interaksi langsung antara peserta didik dengan masyarakat yang diwawancarai dan tentunya dapat menambah kepercayaan diri. Rasa optimis adalah kunci utama untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas ditengah-tengah kekurangan yang ada.

4.    Faktor tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
Setiap pelaksanaan pembelajaran tentu memiliki tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Pembelajaran yang berhasil adalah pembelajaran yang tidak hanya akan menambah pengetahuan peserta didik tetapi juga berpengaruh terhadap sikap dan cara pandang peserta didik terhadap realitas kehidupan.
Pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan mampu menjadikan peserta didik meraih tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Sebagai contoh, pada mata pelajaran Geografi dirumuskan dua tujuan pembelajaran, antara lain: (1) agar siswa memahami dampak pemanasan global bagi lingkungan; dan (2) agar siswa mampu menunjukkan sikap mencintai lingkungan dan alam. Demi tercapainya kedua tujuan pembelajaran tersebut, guru menggunakan metode resitasi. Dalam tugas resitasi ini guru meminta siswa untuk mengumpulkan informasi mengenai dampak pemanasan global bagi lingkungan, selain itu siswa diminta untuk melakukan aksi nyata kepedulian dan cinta terhadap lingkungan dan alam. Guru menghendaki agar siswa mengumpulkan laporan tugas dan bukti aksi nyata kepedulian dan cinta siswa terhadap lingkungan dan alam.
Dengan penggunaan metode yang tepat, tujuan pembelajaran yang mencakup pembangunan individu di ketiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor dapat dicapai dengan hasil yang memuaskan.

5.    Faktor materi pembelajaran
Pada bagian ini, hal yang perlu diperhatikan dalam materi pembelajaran adalah apa materinya (what), seberapa banyak (how much), dan bagaimana tingkat kesulitan (how hard) materi yang hendak dipelajari. Berikut penjelasan masing-masing :
a.    What’, apa materi yang hendak dipelajari.
Setiap mata pelajaran memiliki karakternya sendiri-sendiri, salah satunya bisa ditelusur dari materi yang tercakup dalam mata pelajaran tersebut. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat salah satunya harus berbasis pada content dan substancy materi pembelajaran.
Misalnya dalam bidang ilmu sosial, untuk mengetahui dampak ekonomi yang ditimbulkan akibat bencana erupsi gunung Merapi terhadap perekonomian masyarakat di sekitar kawasan bencana, maka dipilih pendekatan inquiry dengan metode penelusuran dokumen melalui pemberitaan di berbagai media massa. Ilustrasi sederhana, dengan alur sebagai berikut: Mata pelajaran EKONOMI à Materi: Dampak Ekonomi Pasca Bencana Alam à Pendekatan: INQUIRY à Metode: DOKUMENTASI à Penelusuran dokumen yang bersumber dari media massa, bisa juga dengan pembuatan kliping.
b.    How much, seberapa banyak materi yang hendak dipelajari.
Metode pembelajaran yang dipilih harus efektif, efisien, praktis dalam aplikasinya sehingga cakupan materi yang hendak dipelajari dapat dengan tuntas diselesaikan. Dalam satu kali pertemuan, tidak jarang cakupan materi yang dipelajari jumlahnya kecil maupun besar. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan memudahkan guru dan peserta didik untuk menyelesaikan jumlah materi yang harus ditempuh.
c.    How hard, seberapa sulit materi yang hendak dipelajari.
Materi pelajaran memiliki tingkat kedalaman, keluasan, kerumitan yang berbeda-beda. Materi pembelajaran dengan tingkat kesulitan yang tinggi biasanya menuntut langkah-langkah analisis dalam tataran yang beragam. Analisis bisa hanya pada tataran dangkal, sedang, maupun analisis secara mendalam. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat mampu memberikan arahan praktis untuk mengatasi tingkat kesulitan suatu materi pembelajaran.

6.    Faktor alokasi waktu pembelajaran
Pemilihan metode pembelajaran yang tepat juga harus memperhitungkan ketersediaan waktu. Rancangan belajar yang baik adalah penggunaan alokasi waktu yang dihitung secara terperinci, agar pembelajaran berjalan dengan dinamis, tidak ada waktu terbuang tanpa arti. Kegiatan pembukaan, inti, dan penutup disusun secara sistematis. Dalam kegiatan inti yang meliputi tahap eksplorasi – elaborasi – konfirmasi, mengambil bagian waktu dengan porsi terbesar dibandingkan dengan kegiatan pembuka dan penutup.

7.    Faktor kesanggupan guru
Guru memang dituntut untuk selalu menunjukkan performa yang selalu prima dalam setiap pembelajaran yang diampunya. Namun demikian, guru tetaplah manusia dengan berbagai kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Memilih suatu metode pembelajaran pun harus menimbang kesanggupan guru. Akan tetapi, hal ini tidak menjadi dalih pembenaran bagi guru untuk menunjukkan performa yang terlalu apa adanya, dan yang biasa-biasa saja.
Tuntutan untuk senantiasa meningkatkan kapasitas dan kualitas harus selalu diupayakan oleh setiap pendidik. Faktor kesanggupan guru bukanlah suatu pembatas bagi guru untuk memunculkan ide, kreativitas, dan inovasi-inovasi segar yang dapat memunculkan ‘ruh’ dalam pembelajaran yang diselenggarakannya. Dalam paparan sederhana misalnya, guru yang memiliki ‘sense of humor’ banyak disukai muridnya, tetapi guru tidak perlu memaksakan diri untuk menjadi ‘orang lucu’ di depan muridnya agar ia disukai. Cukup dengan penggunaan metode pembelajaran yang mampu memunculkan antusiasme belajar siswa, maka guru akan menjadi orang yang ‘diterima’ dan disukai peserta didiknya.
Alasan agar disukai murid, juga tidak boleh menjadikan guru terlena, karena hakikatnya tujuan pembelajaran jauh lebih mulia jika dibandingkan alasan tersebut. Guru memiliki tugas mulia menhantarkan peserta didiknya meraih cita-cita di masa depan. Menjadi disukai adalah ‘bonus’ atau kompensasi dari kineja guru yang dilaksanakan secara profesional dan mantap.

C.    Macam-macam Metode Pembelajaran
1.    Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah metode yang dimaksudkan memberikan tugas-tugas kepada siswa baik untuk di rumah atau yang dikarenakan di sekolah dengan mempertanggung jawabkan kepada guru (Abdul Kadir Munsyi Dip.Ad.Ed, tanpa tahun). Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa, guru memberikan pekerjaan kepada siswa berupa soal-soal yang cukup banyak untuk dijawab atau dikerjakan yang selanjutnya diperiksa oleh guru.
Dalam literatur yang dijelaskan bahwa pemberian tugas dapat diartikan pekerjaan rumah, tetapi sebenarnya ada perbedaan antara pemberian tugas dan pekerjaan rumah, untuk pekerjaan rumah guru menyuruh siswa membaca buku kemudian memberi pertanyaan-pertanyaan di kelas, tetapi dalam pemberian tugas guru menyuruh siswa membaca dan menambahkan tugas.
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa pemberian tugas adalah metode yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk guru secara langsung.Dengan metode ini siswa dapat mengenali fungsinya secara nyata.Tugas dapat diberikan kepada kelompok atau perorangan.
Ø Menurut Sutomo (1993) bahwa metode pemberian tugas dapat digunakan apabila :
a.    Suatu pokok bahasan tertentu membutuhkan latihan atau pemecahan yang lebih banyak di luar jam pelajaran yang melibatkan beberapa sumber belajar.
b.    Ruang lingkup bahan pengajaran terlalu luas, sedangkan waktunya terbatas. Untuk itu guru perlu memberikan tugas.
c.    Suatu pekerjaan yang menyita waktu banyak, sehingga tidak mungkin dapat diselesaikan hanya melalui jam pelajaran di sekolah.
d.   Apabila guru berhalangan untuk melaksanakan pengajaran, sedangkan tugas yang harus disampaikan kepada murid sangat banyak. Untuk itu pemberian tugas perlu diberikan melalui bimbingan guru lain yang menguasai bahan pengajaran yang dipegang oleh guru yang berhalangan tadi.
Ø  Metode pemberian tugas sebagai salah satu metode yang dikaji penulis dalam pembahasan ini tentunya juga memiliki kelemahan dan kelebihan seperti halnya dengan metode yang lain. Mengenai kelemahan dan kelebihan metode pemberian tugas adalah sebagai berikut :
a.    Kelebihan metode pemberian tugas :
1)   Baik sekali untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang konstruktif.
2)   Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas pekerjaan, sebab dalam metode ini anak harus mempertanggungjawabkan segala sesuatu (tugas) yang telah dikerjakan.
3)   Memberi kebiasaan anak untuk belajar.
4)   Memberi tugas anak yang bersifat praktis
5)   Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama; dan
6)   Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri.
b.    Kelemahan Metode Pemberian Tugas
1)   Seringkali tugas di rumah itu dikerjakan oleh orang lain, sehingga anak tidak tahu menahu tentang pekerjaan itu, berarti tujuan pengajaran tidak tercapai.
2)   Sulit untuk memberikan tugas karena perbedaan individual anak dalam kemampuan dan minat belajar.
3)   Seringkali anak-anak tidak mengerjakan tugas dengan baik, cukup hanya menyalin pekerjaan temannya.
4)   Apabila tugas itu terlalu banyak, akan mengganggu keseimbangan mental anak

2.    Metode Karyawisata
a.    Pengertian
Metode karyawisata ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa murid langsung kepada obyek yang akan dipelajari di luar kelas. Karya= kerja, wisata= pergi Karyawisata = pergi bekerja. Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian karyawisata berarti siswa-siswa mempelajari suatu obyek di tempat mana obyek tersebut berada. Karyawisata dapat dilakukan dalam waktu singkat beberapa jam saja ataupun cukup lama sampai beberapa hari.
b.    Tujuan penggunaan metode karyawisata antara lain:
1)   untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah atau kelas
2)   untuk melihat, mengamati, menghayati secara langsung dan nyata mengenai obyek tersebut
3)   untuk menanamkan nilai moral pada siswa
c.    Alasan Penggunaan Metode Karyawisata
1)   Obyek yang akan dipelajari tidak dapat dibawa kedalam kelas karena, misalnya: terlalu besar/berat, berbahaya, akan berubah bila berpindah tempat.
2)   obyek terdapat di tempat tertentu.
3)   Kepentingan siswa dalam rangka melengkapi proses belajar mengajar
d.   Kelebihan Metode Karya Wisata
1)   Karya Wisata mempunyai prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam proses belajar mengajar.
2)   Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan di masyarakat.
3)   Pengajaran dengan metode karya wisata dapat lebih merangsang kreatifitas siswa.
4)   Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas, mendalam dan actual.
e.    Kekurangan Metode Karya Wisata
1)   Fasilitas yang diperlukan sulit untuk disediakan siswa di sekolah.
2)   Biaya yang digunakan untuk acara ini lebih banyak.
3)   Memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang.
4)   Memerlukan koordinasi dengan guru yang lain agar tidak terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karya wisata.
5)   Dalam karya wisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya menjadi terabaikan.
6)   Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan ini dan mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi permasalahan.

3.    Metode Tanya Jawab
a.    Pengertian dan Kegunaan Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara penyampaian pelajaran oleh guru dengan jalan mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Metode ini dimaksudkan untuk meninjau pelajaran yang lalu agar para murid memusatkan lagi perhatiannya tentang sejumlah kemajuan yang telah dicapai sehingga dapat melanjutkan pada pelajaran berikutnya dan untuk merangsang perhatian murid. Metode ini dapat digunakan sebagai spersepsi, selingan, dan evaluasi.
Kegunaan metode tanya jawab dalam proses pembelajaran adalah diantaranya membangkitkan atau menimbulkan keingintahuan peserta didik terhadap isi, sehingga mendorong minat  peserta didik yang berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Membangkitkan, mendorong, menuntun dan atau membimbing pemikiran yang sistematis, kreatif dan kritis pada diri  peserta didik Meningkatkan keterlibatan mental  peserta didik dengan menjawab pertanyaan, dalam proses pembelajaran sehingga dapat terwujud cara belajar aktif  peserta didik Memberikan kesempatan kepada  peserta didik untuk mengekspresikan diri, sehingga dapat memupuk dan mengembangkan kemampuan untuk menyatukan pendapat dengan tepat. Memberikan kesempatan kepada para  peserta didik menggunakan pengetahuan sebelumnya untuk belajar sesuatu yang baru.
b.    Tujuan
1)   Membimbing usaha para siswa untuk memperoleh suatu keterampilan kognitif maupun sosial.
2)   Memberikan rasa aman pada siswa, melalui pertanyaan kepada seorang siswa yang dapat dipastikan bisa menjawab pertanyaan.
3)   Mendorong siswa untuk melakukan penemuan dalam rangka memperjelas masalah.
4)   Membimbing dan mengarahkan jalannya diskusi.
c.    Langkah-Langkah Metode Tanya Jawab
Untuk menghindari penyimpangan dari pokok persoalan, penggunaan metode tanya jawab harus memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :
1)   Merumuskan tujuan tanya jawab sejelas-jelasnya dalam bentuk tujuan khusus dan berpusat pada tingkah laku peserta didik. 
2)   Mencari alasan pemilihan metode tanya jawab.
3)   Menetapkan kemungkinan pertanyaan yang akan dikemukakan.
4)   Menetapkan kemungkinan jawaban untuk menjaga agar tidak menyimpang dari pokok persoalan.
5)   Menyediakan kesempatan bertanya bagi peserta didik.
d.   Teknik Metode Tanya Jawab
Dalam setiap metode yang ada dalam pembelajaran pasti diperlukan tehnik agar pembelajaran bisa berjalan secara baik, berikut ini berbagai tehnik yang digunakan gfuru dalam mengajukan pertanyaan :
1)   The Mixe Strategy yakni mengkombinasikan berbagai tipe dan jenis pertanyaan.
2)   The Speaks Strategy yakni menggunakan pertanyaan yang saling bertalian satu sama lain.
3)   The Pleteaus Strategy yakni mengajukan pertanyaan yang sama jenisnya terhadap sejumlah siswa sebelum beralih kepada jenis pertanyaan yang lain.
4)   The Inductive Strategy yakni dengan berbagai pertanyaan siswa didorong untuk menarik generalisasi dari hal-hal khusus ke hal-hal yang umum atau berbagai fakta menuju hukum-hukum.
5)   The Deductive Strategy yakni Generalisasi yang dijadikan sebagai titik tolak, siswa diharapkan dapat menyatakan pendapatnya tentang berbagai kasus atau data yang ditanyakan.
e.    Pertanyaan yang baik memiliki ciri-ciri
1)   Pertanyaan hendaknya bersifat mengajak atau merangsang siswa untuk berfikir.
2)   Kata-kata yang dipergunakan harus jelas sehingga tidak ada kata atau istilah yang tidak difahami siswa.
3)   Pertanyaan itu harus mengandung satu penafsiran.
4)   Kalimat pertanyaan hendaknya singkat.
5)   Setiap pertanyaan hendaknya mengandung satu masalah.
6)   Pertanyaan harus sesuai dengan taraf kecerdasan atau pengalaman siswa.
f.     Kelebihan Metode Tanya Jawab
1)   Suasana kelas lebih hidup karena anak didik berpikir aktif dan menyampaikan pikiran melalui berbicara..
2)   Akan membawa kelas kedala suasana diskusi.
3)   Suasana kelas lebih hidup karena murid-murid berpikir aktif.
4)   Sangat positif untuk melatih anak untuk berani mengemukakan pendapat secara lisan dan teratur.
5)   Murid yang biasanya malas memperhatikan menjadi lebih hati-hati dan sungguh-sungguh mengikuti pelajaran.
6)   Walaupun pelajaran berjalan agak lambat tetapi guru dapat melakukan kontrol terhadap pemahaman murid
g.    Kelemahan Metode Tanya Jawab
1)   Kemungkinan akan terjadi penyimpangan perhatian pelajar terutama apabila jawaban yang kebetulan menarik perhatian tetapi bukan sasaran atau materi yang dituju.
2)   Dapat menghambat cara berfikir apabila guru kurang pandai dalam penyajian materi
3)   Terjadi perbedaan pendapat/jawaban maka akan terjadi perdebatan sengit sehingga mamakan waktu banyak untuk menyelesaikan, terkadang murid mengalahkan pendapat guru.
4)   Memakan waktu yang lama untuk merangkum bahan pelajaran

D.  Jenis Pertanyaan Menurut Maksudnya dan Menurut Taksonomi Bloom
1.    Menurut maksudnya:
a.    Pertanyaan permintaan, mengharapkan murid mematuhi perintah
Contoh : Dapatkah kalian minggu depan membawa peralatan praktek kearsipan?
b.    Pertanyaan retoris, akan dijawab guru karena bagian dari penjelasan.
Contoh : Mengapa arsip dikatakan sebagai bahan pengambilan keputusan?
c.    Pertanyaan mengarahkan, memberikan arahan pada murid dalam proses pemikiranya.
Contoh : Apakah kalian tahu tata cara arsip yang sebenarnya, jika kalian tidak mengikuti praktek kearsipan?
d.   Pertanyaan menggali, mendorong murid untuk lebih mendalami jawaban yang sebelumnya.
Contoh :
Pertama 1 : Apakah  penyelenggaraan  tata kearsipan di suatu instansi sangatlah penting?
Pertama 2 : Apabila suatu instansi tidak menyelenggarakan tata kearsipan yang baik, apa yang akan terjadi?
2.    Menurut Taksonomi Bloom
a.    Pertanyaan pengetahuan
Contoh : Sebutkan 6 sistem penyimpanan arsip?
b.    Pemahaman
Contoh : Jelaskan apa perbedaan dari arsip penting dengan arsip tidak penting?
c.    Penerapan
Contoh : Sistem penyimpanan arsip manakah yang paling tepat untuk bagian perpustakaan?
d.   Analisis
Contoh : Apabila kode penyimpanan adalah 25971, itu berarti arsip tersebut terletak di laci, guide serta map keberapa?
e.    Sintesis
Contoh : Mengapa dalam sistem penyimpanan arsip menggunakan sistem nomor terakhir, kode pertama di awali dari angka 0 (nol)?
f.     evaluasi.
Contoh : Coba praktekan dan tentukan sistem manakah yang lebih efektif antara sistem abjad dan simtem pokok soal dalam penyimpanan arsip pribadi kalian seperti buku pelajaran!













BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Metode pembelajaran memiliki arti penting dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan pembelajaran. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran. Oleh karena itu dalam pemilihan metode pembelajaran ada beberapa faktor-faktor yang  perlu diperhatikan.

B.  Saran
Dalam kegiatan pembelajaran, seorang pendidik hendaklah mampu memilih metode yang tepat dan sesuai dengan kondisi intelektual dan karakteristik siswa serta aspek lainya. Karena, dengan pemilihan metode yang tepat, tujuan pembelajaran yang mencakup pembangunan individu di ketiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor dapat dicapai dengan hasil yang memuaskan.
















DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Wina.2006. Strategi Pembelajaran Berorientai Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Pernada Media Group
Soetomo. 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional
Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: Rineka Cipta.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar