MAKALAH
METODE
PEMBELAJARAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Metode Pembelajaran
Metode
adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk
merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam
rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting.
Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara
guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya
mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Seberapa pentingkah pemilihan metode pada
pelaksanaan pembelajaran?
2. Apa saja faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam memilih metode pembelajaran?
3. Apa yang dimaksud dengan metode pemberian tugas
atau resitasi? Apa saja kelebihan dan kelemahannya?
4. Apa yang dimaksud dengan metode karyawisata? Apa
saja kelebihan dan kelemahannya?
5. Apa yang dimaksud dengan metode tanya-jawab? Apa
saja kelebihan dan kelemahannya?
6. Apa saja contoh dari jenis pertanyaan menurut
maksudnya?
7.
Apa saja contoh dari jenis
pertanyaan menurut Taksonomi Bloom?
C.
Tujuan
1. Mengetahui pentingnya pemilihan metode pada
pelaksanaan pembelajaran.
2. Mengetahui faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam memilih metode pembelajaran.
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan metode pemberian
tugas atau resitasi serta kelebihan dan kelemahannya.
4. Menjelaskan metode karyawisata serta kelebihan dan kelemahannya.
5. Menjelaskan metode tanya-jawab serta kelebihan dan kelemahannya.
6.
Mengetahui contoh dari jenis
pertanyaan menurut maksudnya.
7.
Mengetahui contoh dari jenis
pertanyaan menurut Taksonomi Bloom.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pentingnya Pemilihan Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran memiliki arti
penting dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan
pembelajaran. Berikut ini adalah alasan pentingnya pemilihan metode
pembelajaran bagi pelaksanaan pembelajaran di kelas, yakni:
1. Metode sebagai strategi pembelajaran
Strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008: 42)
menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan.
Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang
keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
Perbedaan
daya serap peserta didik terhadap pelajaran, memerlukan staregi pembelajaran
yang tepat. Dalam satu kelas kemampuan peserta didik untuk menyerap pelajaran
berbeda-beda, demikian pula gaya belajarnya. Sebagian peserta didik mungkin
condong pada kemampuan menangkap pelajaran berdasarkan audiotori, visual,
maupun audio-visual. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan mampu
mengatasi perbedaan daya serap tersebut.
2.
Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan
Robert F. Mager
(1962) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak
dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat
kompetensi tertentu. Metode
pembelajaran merupakan alat yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan
metode pembelajaran yang tepat akan menjadikan kegiatan belajar dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Pemilihan
suatu metode pembelajaran secara individu, maupun kombinasi antara beberapa
metode pembelajaran harus disesuaikan dengan
kondisi-kondisi yang mempengaruhi pembelajaran. Keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran dapat diukur dari perubahan perilaku peserta didik setelah proses
pembelajaran usai meliputi pengetahuan peserta didik, sikap dan cara pandang
peserta didik terhadap realitas disekitarnya.
3.
Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik
Penggunaan
metode yang tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan
pembelajaran. Pemilihan
metode belajar yang inovatif dan memberikan ruang yang luas bagi aktualisasi
diri siswa akan memunculkan ‘kegembiraan belajar’. Kegembiraan belajar
merupakan atmosfer yang perlu diciptakan oleh guru melalui penggunaan metode
pembelajaran yang menantang, interaktif, menarik minat, serta mampu memenangkan
perhatian siswa. Sehingga siswa
dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran
dengan porsi dan peranan yang beragam.
Penggunaan
metode belajar yang tepat, akan mampu meminimalisir adanya alasan siswa tidak
memiliki kesempatan berpartisipasi, alokasi waktu yang kurang, terlalu
banyaknya jumlah peserta didik dalam satu kelas, dan berbagai alasan yang
menyebabkan siswa merasa bosan dan enggan secara intens melibatkan diri dalam
pembelajaran siswa aktif.
B.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Pembelajaran.
Melaksanakan
suatu pembelajaran harus diawali dengan kegiatan perencanaan pembelajaran.
Perencanaan memiliki fungsi penting agar pembelajaran menjadi lebih terarah.
Dalam membuat perencanaan pembelajaran, banyak aspek yang harus dipertimbangkan
oleh guru. Oleh karenanya agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan
baik dan dapat meraih tujuan yang diharapkan, maka dalam menyusun learning design perlu memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran. Berikut ini
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran, antara
lain:
1. Faktor peserta didik
a.
Perbedaan jenjang pendidikan
Pemilihan suatu metode pembelajaran, harus
menyesuaikan tingkatan jenjang pendidikan siswa. Pertimbangan yang menekankan
pada perbedaan jenjang pendidikan ini adalah pada kemampuan peserta didik,
apakah sudah mampu untuk berpikir abstrak atau belum. Penerapan suatu metode
yang sederhana dan yang kompleks tentu sangat berbeda, dan keduanya berkaitan
dengan tingkatan kemampuan berpikir dan berperilaku peserta didik pada setiap
jenjangnya. Semakin tinggi tingkatan berpikirnya, maka pemilihan metode
pembelajaran yang diterapkan dapat semakin kompleks. Ini berkaitan dengan
pemahaman siswa, pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya,
serta kebutuhan akan aktualisasi diri yang bersifat lebih kompleks. Kebutuhan
akan aktualisasi diri yang lebih kompleks menunjuk pada motif peserta didik
dalam tingkatan partisipasi pembelajaran yang dilakukan.
b.
Latar belakang peserta didik
Latar belakang peserta didik dapat
ditelusur dari keluarga, pola didik, pola asuh, kondisi-kondisi tertentu
(ekonomi, sosial, budaya, anak berkebutuhan khusus, dan lain sebagainya).
Prakarsa belajar seseorang sangat dipengaruhi oleh individual culture yang besangkutan. Individual culture terbentuk dari pola asuh dan pola didik
seseorang dalam lingkungan keluarganya yang dipengaruhi oleh berbagai faktor
perkembangan individu. Meskipun tidak signifikan, atau pengaruhnya kecil
sebagai pertimbangan dalam pemilihan metode pembelajaran, namun untuk
kondisi-kondisi khusus, latar belakang peserta didik perlu mendapat perhatian
yang besar. Contoh, pemilihan metode pembelajaran bagi anak-anak sekolah luar
biasa harus memberikan perlakuan khusus, sehingga metode pembelajaran yang
digunakan akan mampu mencapai tujuan yang diharapkan.
c.
Tingkat intelektualitas
Tingkat
intelektualitas, mencakup : gaya belajar
yakni, melalui apa siswa mampu menangkap dan memahami pembelajaran. Kategorinya
antara lain gaya belajar audiotori, visual, atau audio – visual. Daya serap,
adalah seberapa cepat dan seberapa besar kemampuan siswa dalam menyerap
informasi, dan proses pembelajaran secara keseluruhan. Apakah siswa termasuk
cepat, lambat, atau tengah – tengah, dalam menyerap pembelajaran. Dalam satu
kelas tidak menutup kemungkinan terdapat rentang yang terlalu lebar terkait
gaya belajar dan daya serap peserta didik. Rentang yang terlalu lebar tersebut
akan menimbulkan suatu ‘gap’ dalam
pelaksanaan pembelajaran. Sebagian siswa mungkin terlalu cepat menangkap
informasi namun sebagian yang lain justru sulit dan lamban dalam menangkap
informasi. Oleh karenanya, pemilihan metode belajar yang mampu mengatasi ‘gap’ dan menyatukan perbedaan dengan
bentangan yang luas menjadi suatu keharusan bagi guru.
2. Faktor dinamika kelas
a.
Jumlah peserta didik.
Meskipun pemerintah telah mengeluarkan aturan baku
mengenai standar jumlah peserta didik dalam satu kelas, namun kenyataannya
aturan tersebut masih belum dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Kekurangan
jumlah peserta didik dalam satu kelas disebabkan karena minat dan berbagai
alasan lain, sehingga terjadi kekurangan siswa. Lain halnya dengan kelas yang
jumlah siswanya justru over capasity.
Hal ini berpengaruh pada efektifitas pembelajaran. Kelas yang over capasity, cenderung sulit diatur,
gaduh, peserta didik sulit untuk memfokuskan perhatian secara konsisten
terhadap pelaksanaan pembelajaran dan berbagai masalah lainnya.
Pemilihan
metode yang tepat akan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang
memberdayakan. Artinya, dengan penggunaan metode tersebut setiap peserta didik
tidak luput dari perolehan peran dan porsi keterlibatan dalam pembelajaran.
Sebagai contoh, dalam kelas besar, berisi 43 siswa, tidak terdapat rombel
sehingga tidak ada team teaching.
Kondisi ini mengharuskan guru benar-benar dalam posisi sebagai ‘single fighter’ menghadapi sekian banyak
siswa yang berpotensi menimbulkan kegaduhan.
b.
Karakter kelas
Pemilihan metode pembelajaran harus
memperhatikan karakter kelas. Karakter kelas menyangkut sifat dan sikap peserta
didik dalam tataran umum untuk ruang lingkup kelas. Guru harus memiliki
ketajaman pandangan dan mampu menilai karakter yang dimiliki oleh kelas-kelas
yang diampunya. Salah satu keterampilan wajib seorang guru adalah dalam hal
penguasaan kelas. Penguasaan kelas bukan diartikan guru dominan dan diktatoris,
tapi guru sangat mengenali dan memahami secara mendalam karakter kelas yang
diampunya. Cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui karakter kelas adalah dari
sikap yang paling dominan yang dimiliki kelas tersebut, yang dapat membedakan kelas
tersebut dengan kelas lainnya.
1)
Seberapa kooperatifkah warga belajar
Kelas yang
kooperatif adalah kelas yang mampu dan bisa ‘diajak’ bekerjasama. Hal ini
tampak dari sebagian besar peserta didik mengikuti pelajaran dengan
sungguh-sungguh, sehingga suasana kelas cenderung kondusif, pembelajaran dapat
berjalan dengan sangat baik. Namun jika keadaan sebaliknya, seperti kegaduhan
yang melebihi batas, peserta didik malas dan enggan menunjukkan partisipasi
yang diharapakan dalam proses pembelajaran. Menciptakan kelas yang kooperatif
menjadi bagian penting dari tugas guru. Tujuan pembelajaran dicapai tidak hanya
oleh dan untuk peserta didik saja, tetapi dicapai secara bersama-sama antara
guru dan peserta didik.
2)
Adakah kelompok
dominan dalam kelas tersebut
Guru harus
memiliki kejelian dalam memetakan kondisi siswanya secara individu, maupun
secara berkelompok. Mengidentifikasi keberadaan kelompok dominan dalam kelas
akan memudahkan guru memegang kendali kelas. Kelompok dominan di kelas biasanya mampu mengontrol situasi kelas sesuai
yang mereka inginkan. Jika yang berkembang adalah kelompok dominan dengan
kebiasaan negatif, maka situasi kelas akan tidak kondusif untuk pelaksanaan
pembelajaran. Menghadapi
situasi demikian, guru perlu memiliki kemampuan interpersonal dan ketepatan
dalam pemilihan metode pembelajaran yang tepat.
3)
Bagaimana
performa dan tingkat partisipasinya
Menelusur
karakter kelas, juga dapat dilakukan dengan mengamati performa dan tingkat
partisipasi peserta didik baik secara individu maupun berkelompok, dalam suatu
pelaksanaan pembelajaran. Guru biasanya akan mudah menilai bagaimana performa
dan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Penilaian tersebut kemudian akan
memunculkan pandangan apakah kelas tersebut termasuk kelas aktif atau kelas
pasif. Pemilihan metode pembelajaran untuk kelas aktif tidak akan menyulitkan
guru dalam menentukan metode mana yang akan digunakan. Berbeda dengan kelas
pasif, guru harus memilih metode mana yang cocok agar dengan metode tersebut
mampu mendorong tingkat partisipasi peserta didik dan memunculkan performa
mereka.
3. Faktor ketersediaan fasilitas pembelajaran.
Fasilitas
pembelajaran berfungsi untuk memudahkan proses pembelajaran dan pemenuhan
kebutuhan proses pembelajaran. Manakala sekolah mengalami keterbatasan dalam
penyediaan fasilitas pembelajaran, pemilihan metode pembelajaran merupakan
jalan keluar yang paling relevan agar pembelajaran tetap menarik, menyenangkan,
dan dapat memberikan goal yang ingin
dicapai.
Sebagai
contoh, dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), peserta didik
harus mencari informasi mengenai pandangan masyarakat terhadap aktor-aktor
politik di Indonesia. Bagi sekolah yang memiliki
fasilitas internet, ada cara
yang lebih ‘menghidupkan’ suasana pembelajaran. Guru dapat menggunakan metode pembelajaran wawancara.
Siswa diminta mewawancarai warga sekolah untuk menjaring informasi mengenai
pendapat mereka terhadap aktor-aktor politik di Indonesia. Sehingga terjadi pola
interaksi langsung antara peserta didik dengan masyarakat yang diwawancarai dan
tentunya dapat menambah kepercayaan diri. Rasa optimis adalah kunci utama untuk
menciptakan pembelajaran yang berkualitas ditengah-tengah kekurangan yang ada.
4.
Faktor tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
Setiap
pelaksanaan pembelajaran tentu memiliki tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai. Pembelajaran yang berhasil adalah pembelajaran yang tidak hanya akan
menambah pengetahuan peserta didik tetapi juga berpengaruh terhadap sikap dan
cara pandang peserta didik terhadap realitas kehidupan.
Pemilihan
metode pembelajaran yang tepat akan mampu menjadikan peserta didik meraih
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Sebagai contoh, pada mata pelajaran
Geografi dirumuskan dua tujuan pembelajaran, antara lain: (1) agar siswa
memahami dampak pemanasan global bagi lingkungan; dan (2) agar siswa mampu
menunjukkan sikap mencintai lingkungan dan alam. Demi tercapainya kedua tujuan
pembelajaran tersebut, guru menggunakan metode resitasi. Dalam tugas resitasi
ini guru meminta siswa untuk mengumpulkan informasi mengenai dampak pemanasan
global bagi lingkungan, selain itu siswa diminta untuk melakukan aksi nyata
kepedulian dan cinta terhadap lingkungan dan alam. Guru menghendaki agar siswa
mengumpulkan laporan tugas dan bukti aksi nyata kepedulian dan cinta siswa
terhadap lingkungan dan alam.
Dengan
penggunaan metode yang tepat, tujuan pembelajaran yang mencakup pembangunan
individu di ketiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor dapat dicapai dengan
hasil yang memuaskan.
5. Faktor materi pembelajaran
Pada bagian ini, hal yang perlu
diperhatikan dalam materi pembelajaran adalah apa materinya (what), seberapa banyak (how much), dan bagaimana tingkat
kesulitan (how hard) materi yang
hendak dipelajari. Berikut penjelasan masing-masing :
a.
‘What’, apa materi yang hendak
dipelajari.
Setiap mata
pelajaran memiliki karakternya sendiri-sendiri, salah satunya bisa ditelusur
dari materi yang tercakup dalam mata pelajaran tersebut. Pemilihan metode pembelajaran
yang tepat salah satunya harus berbasis pada content dan substancy
materi pembelajaran.
Misalnya
dalam bidang ilmu sosial, untuk mengetahui dampak ekonomi yang ditimbulkan
akibat bencana erupsi gunung Merapi terhadap perekonomian masyarakat di sekitar
kawasan bencana, maka dipilih pendekatan inquiry
dengan metode penelusuran dokumen melalui pemberitaan di berbagai media massa.
Ilustrasi sederhana, dengan alur sebagai berikut: Mata pelajaran EKONOMI à Materi:
Dampak Ekonomi Pasca Bencana Alam à Pendekatan:
INQUIRY à Metode:
DOKUMENTASI à Penelusuran
dokumen yang bersumber dari media massa, bisa juga dengan pembuatan kliping.
b.
How much, seberapa banyak materi yang
hendak dipelajari.
Metode pembelajaran yang dipilih
harus efektif, efisien, praktis dalam aplikasinya sehingga cakupan materi yang
hendak dipelajari dapat dengan tuntas diselesaikan. Dalam satu kali pertemuan,
tidak jarang cakupan materi yang dipelajari jumlahnya kecil maupun besar.
Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan memudahkan guru dan peserta
didik untuk menyelesaikan jumlah materi yang harus ditempuh.
c.
How hard, seberapa sulit materi yang
hendak dipelajari.
Materi
pelajaran memiliki tingkat kedalaman, keluasan, kerumitan yang berbeda-beda.
Materi pembelajaran dengan tingkat kesulitan yang tinggi biasanya menuntut
langkah-langkah analisis dalam tataran yang beragam. Analisis bisa hanya pada
tataran dangkal, sedang, maupun analisis secara mendalam. Pemilihan metode
pembelajaran yang tepat mampu memberikan arahan praktis untuk mengatasi tingkat
kesulitan suatu materi pembelajaran.
6. Faktor alokasi waktu pembelajaran
Pemilihan
metode pembelajaran yang tepat juga harus memperhitungkan ketersediaan waktu.
Rancangan belajar yang baik adalah penggunaan alokasi waktu yang dihitung
secara terperinci, agar pembelajaran berjalan dengan dinamis, tidak ada waktu
terbuang tanpa arti. Kegiatan pembukaan, inti, dan penutup disusun secara
sistematis. Dalam kegiatan inti yang meliputi tahap eksplorasi – elaborasi –
konfirmasi, mengambil bagian waktu dengan porsi terbesar dibandingkan dengan
kegiatan pembuka dan penutup.
7. Faktor kesanggupan guru
Guru memang
dituntut untuk selalu menunjukkan performa yang selalu prima dalam setiap
pembelajaran yang diampunya. Namun demikian, guru tetaplah manusia dengan
berbagai kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Memilih suatu metode
pembelajaran pun harus menimbang kesanggupan guru. Akan tetapi, hal ini tidak
menjadi dalih pembenaran bagi guru untuk menunjukkan performa yang terlalu apa
adanya, dan yang biasa-biasa saja.
Tuntutan
untuk senantiasa meningkatkan kapasitas dan kualitas harus selalu diupayakan
oleh setiap pendidik. Faktor kesanggupan guru bukanlah suatu pembatas bagi guru
untuk memunculkan ide, kreativitas, dan inovasi-inovasi segar yang dapat
memunculkan ‘ruh’ dalam pembelajaran
yang diselenggarakannya. Dalam paparan sederhana misalnya, guru yang memiliki ‘sense of humor’ banyak disukai muridnya,
tetapi guru tidak perlu memaksakan diri untuk menjadi ‘orang lucu’ di depan
muridnya agar ia disukai. Cukup dengan penggunaan metode pembelajaran yang
mampu memunculkan antusiasme belajar siswa, maka guru akan menjadi orang yang
‘diterima’ dan disukai peserta didiknya.
Alasan agar
disukai murid, juga tidak boleh menjadikan guru terlena, karena hakikatnya
tujuan pembelajaran jauh lebih mulia jika dibandingkan alasan tersebut. Guru
memiliki tugas mulia menhantarkan peserta didiknya meraih cita-cita di masa
depan. Menjadi disukai adalah ‘bonus’ atau kompensasi dari kineja guru yang
dilaksanakan secara profesional dan mantap.
C.
Macam-macam
Metode Pembelajaran
1. Metode Pemberian Tugas
Metode
pemberian tugas adalah metode yang dimaksudkan memberikan tugas-tugas kepada
siswa baik untuk di rumah atau yang dikarenakan di sekolah dengan
mempertanggung jawabkan kepada guru (Abdul Kadir Munsyi Dip.Ad.Ed, tanpa
tahun). Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa, guru memberikan pekerjaan
kepada siswa berupa soal-soal yang cukup banyak untuk dijawab atau dikerjakan
yang selanjutnya diperiksa oleh guru.
Dalam
literatur yang dijelaskan bahwa pemberian tugas dapat diartikan pekerjaan
rumah, tetapi sebenarnya ada perbedaan antara pemberian tugas dan pekerjaan
rumah, untuk pekerjaan rumah guru menyuruh siswa membaca buku kemudian memberi
pertanyaan-pertanyaan di kelas, tetapi dalam pemberian tugas guru
menyuruh siswa membaca dan menambahkan tugas.
Dari
beberapa uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa pemberian tugas adalah metode
yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan
petunjuk guru secara langsung.Dengan metode ini siswa dapat mengenali fungsinya
secara nyata.Tugas dapat diberikan kepada kelompok atau perorangan.
Ø Menurut Sutomo
(1993) bahwa metode pemberian tugas dapat digunakan apabila :
a.
Suatu pokok bahasan tertentu
membutuhkan latihan atau pemecahan yang lebih banyak di luar jam pelajaran yang
melibatkan beberapa sumber belajar.
b. Ruang lingkup
bahan pengajaran terlalu luas, sedangkan waktunya terbatas. Untuk itu guru perlu memberikan
tugas.
c. Suatu pekerjaan yang menyita waktu
banyak, sehingga tidak mungkin dapat diselesaikan hanya melalui jam pelajaran
di sekolah.
d.
Apabila guru berhalangan untuk
melaksanakan pengajaran, sedangkan tugas yang harus disampaikan kepada murid
sangat banyak. Untuk itu pemberian tugas perlu diberikan melalui bimbingan guru
lain yang menguasai bahan pengajaran yang dipegang oleh guru yang berhalangan
tadi.
Ø
Metode pemberian tugas sebagai salah satu metode yang dikaji
penulis dalam pembahasan ini tentunya juga memiliki kelemahan dan kelebihan
seperti halnya dengan metode yang lain. Mengenai kelemahan dan kelebihan metode
pemberian tugas adalah sebagai berikut :
a. Kelebihan metode pemberian tugas :
1)
Baik sekali untuk mengisi waktu luang
dengan hal-hal yang konstruktif.
2)
Memupuk rasa tanggung jawab dalam
segala tugas pekerjaan, sebab dalam metode ini anak harus
mempertanggungjawabkan segala sesuatu (tugas) yang telah dikerjakan.
3)
Memberi kebiasaan anak untuk belajar.
4)
Memberi tugas anak yang bersifat
praktis
5)
Pengetahuan
yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih
lama; dan
6)
Anak
didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif,
bertanggung jawab, dan berdiri sendiri.
b. Kelemahan Metode Pemberian Tugas
1) Seringkali tugas di rumah itu
dikerjakan oleh orang lain, sehingga anak tidak tahu menahu tentang pekerjaan
itu, berarti tujuan pengajaran tidak tercapai.
2)
Sulit untuk memberikan tugas karena
perbedaan individual anak dalam kemampuan dan minat belajar.
3)
Seringkali anak-anak tidak mengerjakan
tugas dengan baik, cukup hanya menyalin pekerjaan temannya.
4)
Apabila tugas itu terlalu banyak, akan
mengganggu keseimbangan mental anak
2.
Metode
Karyawisata
a. Pengertian
Metode karyawisata ialah suatu cara
penyajian bahan pelajaran dengan membawa murid langsung kepada obyek yang akan
dipelajari di luar kelas. Karya= kerja, wisata= pergi Karyawisata = pergi
bekerja. Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian
karyawisata berarti siswa-siswa mempelajari suatu obyek di tempat mana obyek
tersebut berada. Karyawisata dapat dilakukan dalam waktu singkat beberapa jam
saja ataupun cukup lama sampai beberapa hari.
b.
Tujuan
penggunaan metode karyawisata antara lain:
1)
untuk
melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah atau kelas
2)
untuk
melihat, mengamati, menghayati secara langsung dan nyata mengenai obyek
tersebut
3)
untuk
menanamkan nilai moral pada siswa
c. Alasan
Penggunaan Metode Karyawisata
1) Obyek yang akan dipelajari tidak dapat dibawa kedalam kelas
karena, misalnya: terlalu besar/berat, berbahaya, akan berubah bila berpindah
tempat.
2) obyek terdapat di tempat tertentu.
3) Kepentingan siswa dalam rangka melengkapi proses belajar
mengajar
d. Kelebihan
Metode Karya Wisata
1)
Karya
Wisata mempunyai prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata
dalam proses belajar mengajar.
2)
Membuat
apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan di
masyarakat.
3)
Pengajaran
dengan metode karya wisata dapat lebih merangsang kreatifitas siswa.
4)
Informasi
sebagai bahan pelajaran lebih luas, mendalam dan actual.
e. Kekurangan
Metode Karya Wisata
1)
Fasilitas
yang diperlukan sulit untuk disediakan siswa di sekolah.
2)
Biaya
yang digunakan untuk acara ini lebih banyak.
3)
Memerlukan
persiapan dan perencanaan yang matang.
4)
Memerlukan
koordinasi dengan guru yang lain agar tidak terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan
selama karya wisata.
5)
Dalam
karya wisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama,
sedangkan unsur studinya menjadi terabaikan.
6)
Sulit
mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan ini dan mengarahkan mereka kepada
kegiatan studi yang menjadi permasalahan.
3.
Metode
Tanya Jawab
a.
Pengertian dan Kegunaan Metode Tanya
Jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara penyampaian
pelajaran oleh guru dengan jalan mengajukan pertanyaan dan murid menjawab.
Metode ini dimaksudkan untuk meninjau pelajaran yang lalu agar para murid
memusatkan lagi perhatiannya tentang sejumlah kemajuan yang telah dicapai
sehingga dapat melanjutkan pada pelajaran berikutnya dan untuk merangsang
perhatian murid. Metode ini dapat digunakan sebagai spersepsi, selingan, dan
evaluasi.
Kegunaan
metode tanya jawab dalam proses pembelajaran adalah diantaranya membangkitkan
atau menimbulkan keingintahuan peserta didik terhadap isi, sehingga mendorong
minat peserta didik yang berpartisipasi
dalam proses pembelajaran. Membangkitkan, mendorong, menuntun
dan atau membimbing pemikiran yang sistematis, kreatif dan kritis pada
diri peserta didik Meningkatkan
keterlibatan mental peserta didik dengan
menjawab pertanyaan, dalam proses pembelajaran sehingga dapat terwujud cara
belajar aktif peserta didik Memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk
mengekspresikan diri, sehingga dapat memupuk dan mengembangkan kemampuan untuk
menyatukan pendapat dengan tepat. Memberikan kesempatan kepada para peserta didik menggunakan pengetahuan
sebelumnya untuk belajar sesuatu yang baru.
b. Tujuan
1) Membimbing usaha para siswa untuk
memperoleh suatu keterampilan kognitif maupun sosial.
2)
Memberikan rasa aman pada siswa,
melalui pertanyaan kepada seorang siswa yang dapat dipastikan bisa menjawab
pertanyaan.
3)
Mendorong siswa untuk melakukan
penemuan dalam rangka memperjelas masalah.
4)
Membimbing dan mengarahkan jalannya
diskusi.
c. Langkah-Langkah Metode Tanya Jawab
Untuk menghindari penyimpangan dari pokok persoalan,
penggunaan metode tanya jawab harus memperhatikan langkah-langkah sebagai
berikut :
1)
Merumuskan tujuan tanya jawab
sejelas-jelasnya dalam bentuk tujuan khusus dan berpusat pada tingkah laku
peserta didik.
2)
Mencari alasan pemilihan metode tanya
jawab.
3)
Menetapkan kemungkinan pertanyaan yang
akan dikemukakan.
4)
Menetapkan kemungkinan jawaban untuk
menjaga agar tidak menyimpang dari pokok persoalan.
5)
Menyediakan kesempatan bertanya bagi
peserta didik.
d. Teknik Metode Tanya Jawab
Dalam
setiap metode yang ada dalam pembelajaran pasti diperlukan tehnik agar
pembelajaran bisa berjalan secara baik, berikut ini berbagai tehnik yang
digunakan gfuru dalam mengajukan pertanyaan :
1) The
Mixe Strategy
yakni mengkombinasikan berbagai tipe dan jenis pertanyaan.
2) The
Speaks Strategy
yakni menggunakan pertanyaan yang saling bertalian satu sama lain.
3) The
Pleteaus Strategy
yakni mengajukan pertanyaan yang sama jenisnya terhadap sejumlah siswa sebelum
beralih kepada jenis pertanyaan yang lain.
4) The
Inductive Strategy
yakni dengan berbagai pertanyaan siswa didorong untuk menarik generalisasi dari
hal-hal khusus ke hal-hal yang umum atau berbagai fakta menuju hukum-hukum.
5) The
Deductive Strategy
yakni Generalisasi yang dijadikan sebagai titik tolak, siswa diharapkan dapat
menyatakan pendapatnya tentang berbagai kasus atau data yang ditanyakan.
e. Pertanyaan yang baik memiliki
ciri-ciri
1)
Pertanyaan hendaknya bersifat mengajak
atau merangsang siswa untuk berfikir.
2)
Kata-kata yang dipergunakan harus jelas
sehingga tidak ada kata atau istilah yang tidak difahami siswa.
3)
Pertanyaan itu harus mengandung satu
penafsiran.
4) Kalimat pertanyaan hendaknya
singkat.
5)
Setiap pertanyaan hendaknya mengandung
satu masalah.
6)
Pertanyaan harus sesuai dengan taraf
kecerdasan atau pengalaman siswa.
f. Kelebihan
Metode Tanya Jawab
1)
Suasana kelas lebih hidup karena
anak didik berpikir aktif dan menyampaikan pikiran melalui berbicara..
2)
Akan membawa kelas kedala suasana
diskusi.
3)
Suasana kelas lebih hidup karena
murid-murid berpikir aktif.
4)
Sangat positif untuk melatih anak untuk
berani mengemukakan pendapat secara lisan dan teratur.
5)
Murid yang biasanya malas memperhatikan
menjadi lebih hati-hati dan sungguh-sungguh mengikuti pelajaran.
6)
Walaupun pelajaran berjalan agak lambat
tetapi guru dapat melakukan kontrol terhadap pemahaman murid
g. Kelemahan Metode Tanya Jawab
1) Kemungkinan akan terjadi
penyimpangan perhatian pelajar terutama apabila jawaban yang kebetulan menarik
perhatian tetapi bukan sasaran atau materi yang dituju.
2)
Dapat menghambat cara berfikir apabila
guru kurang pandai dalam penyajian materi
3)
Terjadi perbedaan pendapat/jawaban maka
akan terjadi perdebatan sengit sehingga mamakan waktu banyak untuk
menyelesaikan, terkadang murid mengalahkan pendapat guru.
4)
Memakan waktu yang lama untuk merangkum
bahan pelajaran
D.
Jenis Pertanyaan Menurut Maksudnya dan Menurut Taksonomi
Bloom
1. Menurut
maksudnya:
a. Pertanyaan permintaan, mengharapkan murid mematuhi
perintah
Contoh
: Dapatkah kalian minggu depan membawa peralatan praktek kearsipan?
b.
Pertanyaan
retoris, akan dijawab guru karena bagian dari penjelasan.
Contoh
: Mengapa arsip dikatakan sebagai bahan pengambilan keputusan?
c.
Pertanyaan
mengarahkan, memberikan arahan pada murid dalam proses pemikiranya.
Contoh
: Apakah kalian tahu tata cara arsip yang sebenarnya, jika kalian tidak
mengikuti praktek kearsipan?
d.
Pertanyaan
menggali, mendorong murid untuk lebih mendalami jawaban yang sebelumnya.
Contoh
:
Pertama
1 : Apakah penyelenggaraan tata kearsipan di suatu instansi sangatlah
penting?
Pertama
2 : Apabila suatu instansi tidak menyelenggarakan tata kearsipan yang baik, apa
yang akan terjadi?
2. Menurut
Taksonomi Bloom
a.
Pertanyaan
pengetahuan
Contoh
: Sebutkan 6 sistem penyimpanan
arsip?
b.
Pemahaman
Contoh
: Jelaskan apa perbedaan dari
arsip penting dengan arsip tidak penting?
c.
Penerapan
Contoh
: Sistem penyimpanan arsip manakah
yang paling tepat untuk bagian perpustakaan?
d.
Analisis
Contoh
: Apabila kode penyimpanan adalah 25971, itu berarti arsip tersebut terletak
di laci, guide serta map keberapa?
e.
Sintesis
Contoh
: Mengapa dalam sistem penyimpanan arsip menggunakan sistem nomor terakhir,
kode pertama di awali dari angka 0 (nol)?
f.
evaluasi.
Contoh
: Coba praktekan dan tentukan
sistem manakah yang lebih efektif antara sistem abjad dan simtem pokok soal
dalam penyimpanan arsip pribadi kalian seperti buku pelajaran!
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode pembelajaran memiliki arti penting dalam mengatasi
permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan pembelajaran. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran
sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu
strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan
metode pembelajaran. Oleh karena itu
dalam pemilihan metode pembelajaran ada beberapa faktor-faktor yang perlu diperhatikan.
B. Saran
Dalam kegiatan pembelajaran, seorang pendidik hendaklah mampu memilih
metode yang tepat dan sesuai dengan kondisi intelektual dan karakteristik siswa
serta aspek lainya. Karena, dengan pemilihan metode yang
tepat, tujuan pembelajaran yang mencakup pembangunan individu di ketiga ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor dapat dicapai dengan hasil yang memuaskan.
DAFTAR
PUSTAKA
Sanjaya,
Wina.2006. Strategi Pembelajaran
Berorientai Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Pernada Media Group
Soetomo. 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha
Nasional
Roestiyah. 2008. Strategi
Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar